Reaksi Redoks
Reaksi Redoks
Reaksi dengan oksigen lazim disebut reaksi oksidasi. Sebaliknya reaksi
pelepasan oksigen disebut reduksi. Sebenarnya, reduksi dan oksidasi berlangsung
secara simultan (bersamaan), sehingga penamaan yang lebih tepat adalah reaksi
reduksi-oksidasi atau reaksi redoks.
Reaksi redoks banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, maupun
dalam industri. Beberapa contohnya yaitu perkaratan logam, reaksi pembakaran,
respirasi, dan proses pengolahan logam dari bijihnya.
Pengertian oksidasi dan reduksi itu sendiri telah mengalami
perkembangan. Pada awalnya, reaksi oksidasi-reduksi dikaitkan dengan pengikatan
dan pelepasan oksigen, kemudian dikembangkan menjadi proses serah-terima
elektron dan perubahan bilangan oksidasi. Salah satu penerapan reaksi redoks
yaitu pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.
- Perkembangan Konsep Reduksi-Okidasi
- Oksidasi-Reduksi sebagai Pengikatan dan Pelepasan OksigenOksidasi adalah pengikatan oksigen.Reduksi adalah pelepasan oksigen.Contoh oksidasi :
- Perkaratan logam, misalnya besi.4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
- Pembakaran gas alam (CH4).CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
- Oksidasi glukosa dalam tubuh.C6H12O6(aq) + 6O2(g) 6CO2(g) + 6H2O(†)
- Oksidasi belerang oleh KClO33S(s) + 2KClO3(s) 2KCl(s) + 3SO2(g)Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator.Contoh reduksi :
- Reduksi bijih besi (Fe2O3 , hematit) oleh karbon monoksida (CO).2Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
- Reduksi kromium (III) oksida oleh aluminium.Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
- Reduksi tembaga (II) oksida oleh gas hidrogen.CuO(s) +H2(g) Cu(s) + H2O(g)Zat yang menarik oksigen pada reduksi disebut reduktor.
2. Reaksi redoks sebagai reaksi perpindahan elektron
Apakah
reaksi logam magnesium dengan larutan hidrogen klorida yang dapat ditulis
seperti persamaan reaksi dibawah ini juga termasuk reaksi redoks? Mg(s)
+ 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Jika diperhatikan reaksi tersebut tidak melibatkan oksigen.
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut perhatikan kembali reaksi logam
natrium dengan oksigen membentuk natrium oksida
4 Na(s)
+ O2(g) 2 Na2O(s)
Dalam reaksi tersebut logam Na mengikat oksigen sehingga
dikatakan mengalami oksidasi. Senyawa Na2O merupakan senyawa ionik, jadi
senyawa tersebut terdiri atas ion Na+ dan ion O2-. Peristiwa pembentukan
ion-ion tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Na(s) Na+ + e-
O2(g) + 2e- O2-(g)
Dalam reaksi tersebut logam natrium melepaskan elektron,
padahal logam natrium mengalami peristiwa oksidasi. Jadi dapat dikatakan bahwa
oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron. Sekarang perhatikan reaksi logam
magnesium dengan larutan hidrogen klorida yang reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut:
Mg(s)
+ 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) atau
Mg(s) Mg2+(aq)
+ 2e-
(pelepasan electron, oksidasi)
2H+(aq)+
2e- H2(g)
(penerimaan electron, reduksi)
Mg(s)
+ 2 H+(aq) —> Mg2+(aq) + H2(g)
Dalam reaksi di atas logam magnesium bertindak sebagai
pereduksi (reduktor)dan ion hidrogen bertindak sebagai pengoksidasi (oksidator)
. Reaksi oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi, dan sebaliknya reaksi
reduksi juga tidak mungkin terjadi tanpa reaksi oksidasi. Karena itu gabungan
kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi redoks. Sedangkan reaksi oksidasi saja
disebut setengah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut setengah reaksi
reduksi.
3. Reaksi
redoks sebagai reaksi perubahan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi suatu unsur menyatakan banyaknya elektron
yang dapat dilepas atau diterima maupun digunakan bersama dalam membentuk
ikatan dengan unsur lain. Sehingga bilangan oksidasi dapat positip, nol atau
negatif. Dalam suatu senyawa, unsur yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan
oksidasi negatif. Untuk menentukan bilangan oksidasi suatu zat harus mengikuti
aturan tertentu. Sebagai
contoh:
Unsur
F merupakan unsur paling elektronegatif, oleh karena itu didalam senyawanya F
selalu mempunyai bilangan oksidasi -1.
Unsur
O merupakan unsur yang keelektronegatifannya sangat besar dan didalam
senyawanya, atom O selalu mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali dalam senyawa
OF2
(bilangan oksidasi O = +2), dan dalam senyawa peroksida, H2O2,
Na2O2,
K2O, BaO2
(bilangan oksidasi O = -1)
Unsur
hidrogen dalam senyawa H2O, NH3, HCl mempunyai bilangan oksidasi +1, karena
atom H kurang elektronegatif dibanding unsur yang lain, tetapi dalam senyawa
LiH, NaH, MgH2, BaH2 (senyawa hidrida logam) atom H mempunyai bilangan oksidasi
+1.
Cara
menentukan bilangan oksidasi:
- Bilangan oksidasi unsur-unsur bebas, yaitu unsur yang tidak terikat dengan unsur lain = 0
- Jumlah aljabar bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa atau molekul netral = 0
- Jumlah aljabar bilangan oksidasi unsur-unsur penyusun ion adalah sama dengan muatan ion tersebut.
- Dalam senyawanya, bilangan oksidasi unsur-unsur golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1, golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2 dan golongan IIIA = +3.
- Dalam senyawa ida (senyawa tanpa oksigen) bilangan oksidasi halogen = -1, unsur-unsur golongan VIA = -2 dan nitrogen = -3
Menentukan
bilangan oksidasi ( Biloks ) unsur yang belum masuk aturan di atas. Contoh :
Tentukan
biloks Sulfur pada asam sulfat H2SO4
Jawab
:
(2
x biloks H ) + Biloks S + ( 4 x Biloks O ) = 0
(
2 x 1 ) + Biloks S + ( 4 x- 2 ) = 0
2
+ bilok S -8 = 0
Biloks
S = 8-2
Biloks
S = 6
Selanjutnya
cara atas dapat diketahui perubahan bilangan oksidasi yang terjadi dalam suatu
reaksi oksidasi-reduksi.
Dari contoh diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa reduksi adalah penguragan bilangan oksidasi dan oksidasi
adalah bertambahnya bilangan oksidasi.
Bagaimana menentukan biloks atom yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, seperti yang terdapat dalam senyawa poliatom, misalnya FeSO4, Fe2(SO3)3, KCrO3, dan K2Cr2O7 ? Biloks atom dalam senyawa ion poliatom dapat ditentukan dengan mudah jika Anda mengetahui muatan setiap ion.
Dalam senyawa FeSO4, atom Fe dan S memiliki biloks lebih dari satu sehingga sukar menentukan biloksnya secara langsung. Akan tetapi, jika Anda mengetahui muatan setiap ion, misalnya ion Fe = 2+ dan ion SO4 = 2– (aturan d) maka biloks Fe dan S dapat ditentukan. Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian FeSO4 berikut.
FeSO4(s) →Fe2+(aq) + SO4 2–(aq)
Menurut aturan b, biloks ion sama dengan muatannya maka biloks Fe = +2. Biloks S ditentukan dengan cara yang sama seperti pada contoh soal sebelumnya, hasilnya biloks S = +6. Jadi, biloks atom-atom dalam FeSO4 adalah Fe = +2, S = +6, dan O = –2.
Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Atom dalam Senyawaa Poliatom (5) :
Tentukan biloks atom-atom dalam Fe2(SO3)3.
Pembahasan :
Muatan ion dalam Fe2(SO3)3 adalah
Fe3+ = +3 dan SO22- = –2
Biloks Fe = +3
Biloks total ion SO32- = –2
Biloks O dalam SO32- = –2
Biloks S dalam SO32- = {biloks S + 3 (biloks O) = –2}.
Jadi, biloks S dalam SO32- = +4.
Bagaimana menentukan biloks atom yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, seperti yang terdapat dalam senyawa poliatom, misalnya FeSO4, Fe2(SO3)3, KCrO3, dan K2Cr2O7 ? Biloks atom dalam senyawa ion poliatom dapat ditentukan dengan mudah jika Anda mengetahui muatan setiap ion.
Dalam senyawa FeSO4, atom Fe dan S memiliki biloks lebih dari satu sehingga sukar menentukan biloksnya secara langsung. Akan tetapi, jika Anda mengetahui muatan setiap ion, misalnya ion Fe = 2+ dan ion SO4 = 2– (aturan d) maka biloks Fe dan S dapat ditentukan. Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian FeSO4 berikut.
FeSO4(s) →Fe2+(aq) + SO4 2–(aq)
Menurut aturan b, biloks ion sama dengan muatannya maka biloks Fe = +2. Biloks S ditentukan dengan cara yang sama seperti pada contoh soal sebelumnya, hasilnya biloks S = +6. Jadi, biloks atom-atom dalam FeSO4 adalah Fe = +2, S = +6, dan O = –2.
Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Atom dalam Senyawaa Poliatom (5) :
Tentukan biloks atom-atom dalam Fe2(SO3)3.
Pembahasan :
Muatan ion dalam Fe2(SO3)3 adalah
Fe3+ = +3 dan SO22- = –2
Biloks Fe = +3
Biloks total ion SO32- = –2
Biloks O dalam SO32- = –2
Biloks S dalam SO32- = {biloks S + 3 (biloks O) = –2}.
Jadi, biloks S dalam SO32- = +4.
Gambar-gambar
reaksi Redoks
1. Perkaratan Besi
2. Pembakaran Kayu
Salah satu contoh reaksi dalam kehidupan sehari-hari yaitu pengolahan
air kotor. Air kotor mengandung berbagai macam limbah, seperti bahan organik,
lumpur, minyak, oli, bakteri patogen, virus, garam-garaman, pestisida,
detergen, logam berat, dan berbagai macam limbah plastik. Oleh karena itu, air
kotor harus proses untuk mengurangi sebanyak mungkin limbah-limbah tersebut.
Pengolahan air limbah biasanya dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap primer,
tahap sekunder, dan tahap tersier. Pengolahan tahap primer dimaksudkan untuk
memisahkan sampah yang tidak larut air, seperti lumpur, oli, dan limbah kasar
lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan penyaringan dan pengendapan
(sedimentasi). Tahap sekunder dimaksudkan untuk menghilangkan BOD (Biochemical
Oxygen Demand), yaitu dengan cara mengoksidasinya. Selanjutnya, tahap tersier
dimaksudkan untuk menghilangkan sampah lain yang masih ada, seperti limbah
organik beracun, llogam berat, dan bakteri. Pengolahan tahap tersier dilakukan
untuk pengolahan air bersih. Pada bagian berikut akan dibaha salah satu cara pengolahan
air limbah pada tahap sekunder, yaitu cara lumpur aktif (activated sludge
process).
Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri
yang dapat menguraikan limbah organik yang dapat mengalami biodegradasi
(oxygen-demanding materials). Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh
diagram alur pengolahan limbah.
Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air limbah menjadi biomassa
dan gas CO2. Sementara nitrogen organik diubah menjadi amonium dan
nitrat, fosforus organik diubah menjadi fosfat.
Biomassa hasil
degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa
pertumbuhan cepatnya (log phase). Setelah itu akan mengalami flokulasi
membentuk padatan yang lebih mudah mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian
lumpur dibuang, sebagian lain disirkulasikan ke dalam tangki aerasi. Kombinasi
antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan lapar (dalamlumpur yang sirkulasi) dengan
jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor), memungkinkan ppenguraian dapat
berlangsung dengan cepat. Penguraian dengan metode lumpur aktif hanya
memerlukan beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan penguraian serupa
yang terjadi secara alami dalam selokan atau air sungai.
Daftar Pustaka
Purba,Michael.KIMIA
untuk SMA Kelas X.2006.Jakarta.Penerbit Erlangga.
Materi tentang aplikasi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari belum ada,
BalasHapusajak teman lain untuk melengkapinya di dalam blognya.
Materi penentuan biloks masih kurang, yaitu penentuan biloks untuk poliatom atau poliion.
Pos komentar ini bisa dihapus setelah masa ujian selesai.
Buka blog saya, kemudian klik ikon ikuti di bawah tulisan "Pengikut".
HapusIni tautan blog saya: http://irwandys.blogspot.co.id/
Bapak saya sudah menambahkan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan juga penentuan biloks poliatom bapak
HapusTerimakasih bapak untuk masukannya
Iya bapak terimakasih
BalasHapus